Dengan layanan dunia padaku
Engkau temanku...
mengadu nasib, berkongsi bahagia dan duka,
Hakikatnya cuma musang yang bertopengkan kebahagiaan
Di depanku dia baik,
lemah lembut, penyayang..
Beri apa sahaja yang aku pinta,
apa sahaja yang aku perlu..
Namun hakikatnya.. diriku juga yang merana..
Ayah ibu yang aku sayangi
Yang aku kasihi sepenuh jiwa sepenuh hati
Yang turut menyayangiku melebihi segala-galanya
Merelakan ayah memperlakukannya seperti boneka
Bahagia didepanku, siksa merana di belakangku
Tiap malam, aku terdengar,
Suara musang bertopeng itu mula meninggi
Aku dilayan ibarat kerbau bajakan disiksa petani
Pedih… aku mendengar teriakannya, tangisannya
Rintihannya, sedunya.. sakitnya, pedihnya
ditengking-tengkingya aku,
ditangan-tangannya jasadku,
sepuas hati melempiaskan nafsunya yang ditahan sepanjang hari
Aku sudah penat
Bertanyakan padanya sebab aku diperlakukan sebegitu
Namun setiap kali itu dia berdalih
Memberi pelbagai helah untuk memaksa aku mempercayai ceritanya
Sehinggakan aku muak… muak dengan alasan-alasan itu
Aku sudah penat..
Aku sepatut nya melakukan sesuatu
Untuk menghentikan semua ini
Untuk menyelamatkan mentalku,
Untuk menyelamatkan hidupku..
Aku mesti…
Bibit-bibit kelam
Warna kehidupan
Sebuah kisah cinta
Yang terkunci dalam perbalahan
Bisakah kita gapai
Impian yang kita janjikan
Sumpah yang kita patrikan
Ketika bulan purnama
Mekar di sayap malam
Kisah cinta kita
Tidak seindah dulu
Tidak secantik ketika dulu
Namun aku pasti
Walau tawarnya hati
Cinta itu
Bisa membawaku pergi
Jauh nun di perbatasan pelangi
Berikan aku cinta
Sama seperti
Satu tika dahulu
Saatnya wajahmu
Bermain di mata ku
-Aku yang Tewas di Medan Mujahid-Mu-
~Asyraf Hernandez~
0 comments:
Post a Comment